Selasa, 26 Juli 2011

Sambut kesucian: Nasihat ala sufi

Jilani in baghdat
Orang beriman itu meraih bekal, sedangkan orang kafir itu menikmati. Orang beriman meraih bekal, karena itu dia berada di perjalanan, lalu menerima sedikit saja dari hartanya, dengan lebih mengutamakan kehidupan dari segala kehidupan di akhirat. Ia membiarkan dirinya dengan sekadar bekal seorang penempuh perjalanan, karena semua hartanya untuk akhirat.


Hatinya memutuskan untuk menetap bukan di dunia namun di akhirat, jika pada kehidupannya dia mendapatkan sesuatu yang menurut manusia umum baik, dia berikan untuk orang fakir karena apapun yang terbaik di dunia menurutnya tidak akan sebaik apa yang akan di dapatkan di akhirat. Tujuan utama orang - orang sufi adalah untuk mendekatkan diri pada pintu Allah Azza wa-Jalla.

Para sufi berpendapat carilah Tuhanmu dengan cara yang benar, karena bukan bersusah payah yang disebut dengan cara yang benar. Kebanyakan mereka mengerjakan ibadah dengan tekun namun ibadah mereka terbatas ruang dan waktu. Sholatnya rajin tapi di kantor masih korupsi, dipasar masih maksiat dimanapun mereka berada selain di atas sajadah mereka selalu lupa akan kebesaran Allah. Janganlah tersesat oleh ilmu. Sholat dan puasa hanya demi makhluk sampai para makhluk itu merasa tunduk padamu, menyerahkan hartanya padamu, memuji - mujimu dan kamu merasa berhasil atas semuanya. Di hatinya terkumpul berhala - berhala ketakutanmu pada penguasamu, lalu menjadi sesembahan hatimu yang menjubali jiwamu. Sementara siksa dan hisab menantimu.

Wahai orang - orang yang terus menerus bermaksiat, dalam waktu dekat kamu akan buta, tuli, lumpuh dan miskin. Kerasnya hati para makhluk akan merampas hartamu penuh kerugian. Kembalilah, maka kalian serahkan semua kepadaNya, pada rencana, takdir dan perintahNya, larangan dan kehendakNya. Lemparkan hatimu tanpa kata - katamu, tanpa tangan dan kakimu, tanpa mata, tanpa "bagaimana", tanpa kenapa, tanpa kontra dan tanpa berbeda.

17 komentar:

  1. aduh, nasehat sufi itu kata-katanya berbunga-bunga ya, sampai berulang ulang pakde untuk mengerti maksudnya, terima kasih kawan atas nasehatnya

    BalasHapus
  2. semoga kita dijauhkan dari hal-hal seperti itu ya

    BalasHapus
  3. Nasehat yang maknyuss. Mengajak kita untuk merenungkan tujuan hidup ini..

    BalasHapus
  4. Assalamu'alaikum Kang
    rasanya pingin nangis membaca ulasan itu Kang, karena sangat terasa sujud sajadahku masih terbentang sebatas 7 anggota badan, belum membumi, belum menyentuh sisi kehidupan secara menyeluruh.
    syukron atas renungan dan nasehat indahnya

    BalasHapus
  5. semoga bisa memperkuat keimanan kita,

    BalasHapus
  6. mari selalu memperbaiki diri... :)

    BalasHapus
  7. bisa buat bekal menuju bulan ramadan nih....
    makasih ya.
    semoga sya bukan orang yg STMJ ( shalat terus maksiat jalan).

    BalasHapus
  8. wah renungan yang TOP,,lumayan untuk renungan memasuki bulan suci Ramadhan....

    Tengkyu ceritanya,,,

    BalasHapus
  9. @5737315314981362082.0
    Sama sama kang semoga kita selalu ingat akn kebesaranNya

    BalasHapus
  10. @1799245353611483058.0

    Sama kang kalo maksiat mungkin semua orang pernah mengalaminya tinggal kita mau kembali atau tidak... :D

    BalasHapus
  11. @2278050725903117978.0
    sama saja kang saya mungkin tidak lebih baik dari akang. Tapi yang terpenting adalah selalu mencoba mendekat dan terus mendekat

    Trims ya kang

    BalasHapus
  12. @6163205332521028185.0

    Waduh maap pak de kalo bahasanya berantakan hehe harap maklum

    BalasHapus
  13. @5038810459831536644.0
    essip. Thank mas bro...

    Kapan yo iso ngopi bareng.... :D

    BalasHapus
  14. @2755055086029029622.0
    iya mbak tak amini....hehe

    BalasHapus
  15. Sufi selalu berusaha menjaga kebersihan hati...

    BalasHapus
  16. ceritanya bagus mas... saua suka membacanya... hehhee

    BalasHapus
  17. orang yg ibadah kuat namun masih maksiat nggak menghayati ibadahnya yah,.. yang penting dihayati dlu mgkn yah, baru ibadahnya ditambah sedikit demi sedikit... :-)

    BalasHapus