Jumat, 29 Juli 2011

Blogger : "mengapa kentut lebih jelas dari pada tuhan?"

Tentang judul yang nyleneh, saya dapat tidak sengaja saat blogwalking dari blog ke blog. Pemiliknya adalah seorang bloger yang juga aktiv menulis didunia kompasiana. Dia bernama Traktor lubis. Dalam tulisannya orang ini sering menggunakan judul yang kontroversi. Saya bingung, apa yang melatar belakangi penulis sehingga ini harus menjadi konsumsi publik?Menulis memang sebuah kekuasaan dan penulis adalah penguasanya. Namun apakah hanya sebatas itu seorang bloger memutuskan untuk menulis? Tulisan inilah yang membuat banyak orang geram membacanya, mungkin anda juga akan ikut-ikutan geram. Berikut petikannya...


 .  Jika sobat ingin membacanya langsung, silahkan klik.

Saya tidak akan melanjutkan pendapat saya, penulis sudah sukses membuat hati saya sedikit terlukai. Meski tuhan penulis bukan Tuhan saya, entah mengapa saya sangat tidak setuju dengan tulisan ini. 

Kondisi itu merangsang rasa penasaran saya untuk mencari hukum - hukum yang terkait. Sebelumnya memang saya takut berkomentar tanpa dasar jelas. Maklum, Kitab Suci saja masih belum tamat menerjemahkan sampai sekarang. Ya gara gara postingan ini. Mungkin jika seandainya tidak membaca tulisan traktor lubis saya tidak tau bahwa ada ayat yang berbunyi :


“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu) tentulah mereka akan menjawab: ”Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah terhadap Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian berolok-olok? Tidak usah kalian meminta maaf, karena sungguh kalian telah kafir sesudah beriman.” (At Taubah: 65-66)

Semoga ampunan Maha Suci tak segan hinggap dalam diri sobat sekalian. 
 
Sampaikan pendapat sobat?  

25 komentar:

  1. aduh, no comment juga deh, ilmu saya belum nyampe, takut malah salah.. :D

    BalasHapus
  2. Saya juga pernah menemukan hal sejenis yang menggunakan kiwot dan judul agama untuk tujuan menaikan traffic, astaghfirulloh. Akhrnya link blog dan follow saya hapus dari djangan pakiesSaya juga pernah menemukan hal sejenis yang menggunakan kiwot dan judul agama untuk tujuan menaikan traffic, astaghfirulloh. Akhrnya link blog dan follow saya hapus dari djangan pakies

    BalasHapus
  3. Jangan menggunakan agama untuk mengolok-olok. Saya sempet ngebahas penggunaan kalimat "agama bila diobral jadi murahan", padahal dia penulis yang sudah menerbitkan beberapa buku. Lewat e-mail, dia bilang "liat konteksnya". saya tetap berpendapat ajaran agama itu mulia walaupun diteriakkan di pinggir jalan sekalipun. Yang lebih sulit adalah pengamalannya.

    Ini linknya http://amiratnawatiutami.blogspot.com/2011/07/kata-murahan-yang-digunakan-hoeda-manis.html

    BalasHapus
  4. @1758226731240786896.0

    Terkadang memang orang - orang beraliran kiri selalu berpendapat lain karena memang dia memandang dari sudut filsafat. Saya tidak mengklaim orang - orang beraliran kiri salah. Namun yang harus dipertanyakan mantapkah iman mereka di jalur kanan sampai mereka berani untuk memilih kiri....

    BalasHapus
  5. NO koment...takut panjang dan lebar urusannya...hehehe

    Oya alamtnya Karimata ndi Bro..heheh

    BalasHapus
  6. Astaghfirullah...
    Segitunya kah mereka???
    Mmmm...

    Kunjungan balik nih, Mas... :)

    BalasHapus
  7. iya kita harus hati2 juga ya walupun niatannya itu hanya bersendau gurau...

    Tuhan ko badingkan dengan kentut.

    BalasHapus
  8. Mau tau cara menjawabnya? jika ingin sang penulis melihat atau merasakan tuhan lebih jelas..suruh dia penggal kepalanya!!

    BalasHapus
  9. Saran saya enggak usah dekat-dekat blog macam gitu sam, mereka cuma mau cari sensasi.. biasalah koar-koar di dunia maya, seperti halnya aku dulu melayani grup FB yang menghujat Rasul.. percuma sam di dunia maya adu argumen, mending langsung saja di dunia nyata bantingan hahahah

    lah kan aku malah panas pisan sekarang.. wis tah gak ada manfaat berdekatan dengan blog-blog pencinta konflik..

    BalasHapus
  10. @1892863444034945160.0

    Karimata 87 bro sebelah linggar jati. Tapi biasanya nongkrongnya di perempatan semeru maklumlah anak jalanan...

    BalasHapus
  11. @2101732323043275624.0

    Makasih kunjungannya...

    BalasHapus
  12. @1368473743367960596.0

    hehe setuju...

    BalasHapus
  13. @5062559611768903158.0

    Hehe...oyi lumayan ngasah utek lik...tapi ya gitu kalo pas emosi pengen nyilet mbunbunane... :D jadi emosi lagi...

    Serruputtt....!!ngopi wae wes....

    BalasHapus
  14. @3167808105907710844.0

    Betul mas saya juga mulai menjauhinya....terima kasih kehadirannya pak ustat... :D

    BalasHapus
  15. @5263858458732815135.0



    Hehe ok mas tengkyu kehadirannya....

    BalasHapus
  16. saya gak berani komentar tntang judul diatas, takut salah. semoga diberi kesadaran aja yg menulis artikel ini di kompasiana.

    BalasHapus
  17. Tuhan dia tidak jelas ya... hehehe...

    kalo saya ga mau buang-buang waktu untuk berdebat atau menanggapi hal-hal seperti itu. Daripada yang ga ada manfaatnya mending melakukan hal-hal yg bermanfaat bagi orang lain...

    Salam hangat. :)

    BalasHapus
  18. sejujurnya, pakde tidak suka "nyerempet-nyerempet" bahaya, karena memang tidak begitu paham dengan apa maksud sebenarnya dari penulis, tetapi dalam konteks ini, mungkin si penulis hanya sekedar "guyon" atau mungkin juga "itulah yang ada di lubuk hatinya yang paling dalam"

    BalasHapus
  19. Waduuuh, ilmu saya nggak nyampe mau berkomentar tapi kalau diberi nasehat yang kurang lebih intinya sama "jangan buat Tuhan untuk bahan gurauan" itu sih dari SMA dulu karena semasa itu kami emang kurang ajar banget bercandanya :)

    BalasHapus
  20. saya kok jadi panas yah baca tulisan dia?
    Astaghfirullah...
    tapi orang mcam begini ditinggalin aja...
    sayang2 waktu qta yah Mas Coro..
    lebih baik blogwalking ke tulisan2 yg udah jelas manfaatnya

    BalasHapus
  21. wajar saja menurut saya karena orang kalau belum belajar mengenal Allah swt yaahhh seperti itu

    lbih baik diajak bersama mengenal Allah swt daripada menjelekkan/memaki dia
    setuju tak?

    salam dari mizzu.net ^_^

    BalasHapus
  22. Saya ga tau apa maksud penulis sebenarnya. Tapi tidak sesuai kalau Tuhan dibanding2kan apalagi dengan kentut. Tuhan itu Maha Gaib, jadi jangan pakai indera penglihatan, pendengaran, penciuman untuk merasakanNya. Tapi pakailah hati.

    BalasHapus
  23. Dulu sekali, saya juga pernah membacanya. Dan, kurang suka.

    BalasHapus