Sabtu, 13 Agustus 2011

Perempuan Tua dan Gerobak Sayur Tuanya

"Hidup adalah perjuangan tanpa henti - henti. Usah kau menangisi hari kemarin. Hidup adalah perjuangan. Bukanlah arah dan tujuan. Hidup adalah perjalanan..." (DEWA)


Syair lagu DEWA diatas bisa menjadi sebuah perenungan bagi kita yang terkadang sering menganggap hidup adalah bermalas - malas dan enak - enak'an.



Dan bisa jadi, syair diatas adalah sebuah cerminan dalam kisah Mbah Sholeh (diambil dari nama anaknya), sosok perempuan tua berumur 70-tahunan, penjual sayur keliling dusun Sumberjo - Glundengan. Mbah Sholeh mendorong kereta gerobak sayurannya, berjalan dengan kaki yang terseok - seok. Nenek yang bernama asli Rohyati ini adalah perempuan tua satu - satunya penjual barang kebutuhan dapur kaum ibu, dengan memakai gerobak dorong, berkeliling dusun Sumberjo - Tanjungsari (30 km arah keselatan kota Jember).

Sebelum subuh (pukul 03.50 WIB), setelah bangun tidur, ia sudah berangkat membawa gerobak kesayangannya ke pasar Sumberjo untuk belanja barang dagangan yang akan dijual pada siang harinya. Setelah pulang dari pasar, Mbah Sholeh masih sibuk menata, dan menyiapkan barang dagangannya sampai jam 06.00 WIB. Sesudah itu Mbah Sholeh berangkat menjajakan jualannya keliling dusun Sumberjo. Entah laku atau tidak jualannya, saat terdengar Adzan Dzuhur, Mbah Sholeh pulang kerumah menunaikan sholat Dzuhur dan beristirahat sebentar. Setelah itu, ia-pun berangkat kembali berkeliling sampai malam mulai tiba. 

Tidak tahu pasti berapa keuntungan hasil berjualan seharian. Pokoknya, jumlah uang itu kemudian dibelanjakannya kembali keesokan harinya, Mbah Sholeh cukup menyisihkan uang sisa belanjanya untuk memenuhi kebutuhan makan sehari - hari bersama suami tercintanya yang sudah tak mampu lagi bekerja. 

Sambil berjalan terseok (karena kaki sebelah kirinya cacat), Mbah Sholeh terus saja mendorong gerobak tua itu seharian. Sering terlihat terik matahari menyengat sekujur tubuh si-Mbah yang semakin lemah. Demikian dihatinya selalu berdoa, "mudah mudahan sampai sore nanti, akan membawa keberuntungan." Bagi mbah Sholeh, bekerja adalah berdo'a dan berdo'a adalah bekerja. 

Dimanapun ada Mbah Sholeh, pasti akan terdengar yel - yel perjuangan kebanggaanya, "Tak leh -meleah nik?"{Madura}  "gak beli sayur deeek" {Indo}. Begitulah Mbah meneriakkan yel yelnya, tak peduli siapa, tua atau muda panggilannya tetep nik (adik).

23 komentar:

  1. Ada sosok Mbah yang seperti itu di sekitar kita. Dan semuanya menawarkan sesuatu untuk bisa kita petik dan kita renungkan pelajaran hidupnya..

    BalasHapus
  2. yang sudah tua saja masih giat bekerja ya, aku suka sedihmelihat kakek atau nenek2 yang masih mau berusaha

    BalasHapus
  3. Salut ya kalau melihat mereka di usia yang renta masih semangat dlm berusaha.. Seharusnya qta lebih giat dari mereka... Subhanallah..

    BalasHapus
  4. salam sahabat
    SubhanAllah perempuan tua yang membuat hati saya tergugah dan kangen tuh gerobaknya bikin saya kangen di kampoeng dan sekarang susah didapatkan seperti pemandangan perempuan tua xixixi

    BalasHapus
  5. Mbah Sholehhhh,,,saya mau beli sayurnya hhehehe....salut untuk Mbah Sholeh yang sudah sepuh tapi semangatnya masih muda....

    BalasHapus
  6. Jadi sedih mbacanya, emang anaknya kemana mas, koq masih bekerja denagn giat ya???

    BalasHapus
  7. kebayakan orang yang sudah tua masih bekerja, karena dia tidak mau merepotkan anak dan cucunya, dia selalu berkilah, bila tidak bekerja "badannya teras sakit semua"

    BalasHapus
  8. kalau yang sudah sepuh masih mau bekerja dan berusaha, kenapa yang muda masih ongkang-ongkang kaki?

    salam dari sholeh buat mbah Sholeh

    BalasHapus
  9. yang aku suka dari blog ini adalah postingannya yg bercerita tentang realitas kehidupan sehari-hari. aku banyak mendapat pelajaran berharga dari sini.. :)
    Thanks for sharing..

    BalasHapus
  10. @4717450265490833111.0

    Terima kasih semoga bisa bermakna lebih mbak....

    BalasHapus
  11. @4887420498991348365.0
    ya itu sam kakinya masih kuat kalo sudah lumpuh kan gak bisa ongkang ongkang...xixixi

    BalasHapus
  12. @4937288118699131751.0

    Ya memang orang kuno / tua terbiasa dengan bekerja keras malah kaum mudanya yang nak enak'an...xixixi seperti saya....

    BalasHapus
  13. @5050238264341907992.0

    Xixixi iya mas....

    BalasHapus
  14. @6378420372561005963.0

    xixixi....ceritanya belum rampung mbak tunggu kisah selanjutnya.... :D

    BalasHapus
  15. @4890390198548240230.0

    Mbah sholeh kan minum obat awet semangat muda jadi ya semangatnya muda terus...xixixi...

    BalasHapus
  16. @6538726951512594444.0

    Pergi ke kampung saya aja mbak sekalian kita kopdar...xixixi.....

    BalasHapus
  17. @2768395706902515926.0
    yup mbak yang muda belum tentu seperti itu....

    BalasHapus
  18. @7714969754447262974.0

    xixixi...kadang saya juga sedih melihatnya mbak teringat nenek sendiri.....

    BalasHapus
  19. @3299450461430516328.0

    Betul mas sekaligus pelajaran bagi saya yang sukanya tidar tidur mulu....xixixi

    BalasHapus
  20. Ketulusan bekerja dan istiqomah ibadah dg diiringi kebiasaan "olah raga" sejak pagi buta menyiratkan ketegaran.
    Masalahnya, kemana keshalihan sosial dari orang2 disekitarnya ?

    Saya pingin nangis baca tulisan sampian KangKetulusan bekerja dan istiqomah ibadah dg diiringi kebiasaan "olah raga" sejak pagi buta menyiratkan ketegaran.
    Masalahnya, kemana keshalihan sosial dari orang2 disekitarnya ?

    Saya pingin nangis baca tulisan sampian Kang

    BalasHapus
  21. @7283390370028671522.0

    Ya begitulah yang terjadi di masyarakat kita kang....begitu mengharukan dan menyedihkan....

    akankah mereka akan bertahan dengan mindset seperti itu selamanya?saya juga tidak bisa menjawab....

    BalasHapus
  22. buat yang masih kuat ngangkat jemuran.. terutama yang msih muda2.. sudah seharusnya kita malu terhadapa ibu itu berikut gerobak tuanya ;(

    psholic

    BalasHapus