Kamis, 15 September 2011

Tuhan Diejek, Kok Kita yang Marah...???

Teman bertanya kepada saya : mengapa banyak orang yang geram usai membaca situs pelecehan tuhan di internet? Walaupun saya tahu sebenarnya dia juga geram membacannya. 

Pertanyaan seorang teman tersebut patut direnungkan karena ia menunjuk pada perkembangan sangat kompleks dalam kehidupan ber-masyarakat kaum muslim. Juga bisa dibilang bisa bersangkutan dengan kemelut identitas budaya muslim di seluruh penjuru dunia.

Pertanyaan serba kompleks model seperti itu tentu tidak bisa dijawab sederhana. Membutuhkan suatu renungan yang dalam, juga tidak bisa mengesampingkan moral yang berani untuk memandang masalah dengan jernih. Dengan tidak hanyut dalam luapan marah, dendam kesumat atau pun kegairahan menunjuk-nunjukkan jari untuk menyalahkan 'pihak bersangkutan'.

Bukan hanya itu, kita juga membutuhkan kesanggupan yang mumpuni untuk menganalisa permasalahan - permasalahan tersebut. Jika tidak, apa mau dikata selamanya kaum muslimin akan geram jika membaca tulisan yang menurutnya mengejek-ngejek nama tuhan. Paling apes, keakuan diri pada umat islam akan menjadi nomer satu, padahal fakta Alqur'an sendiri tentang penciptaan makhluk adalah bukan untuk bergontok-gontok-an, berdebat(dengan emosi)atau malah berkelahi.

Dalam sebuah ayat dalam Alqur'an sudah di jelaskan bahwa :    "Dan tidak Kuciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (Allah)." (QS. 51:56) [source : surat Al-Qur'an]. Surat tersebut mengingatkan bahwa kita hanya seorang khalifah di muka bumi dan hidup kita hanya untukNya. Apakah dengan melakukan pembelaan sperti itu (geram dengan orang yang mengejek-ejek tuhan) adalah hal yang baik menurut Tuhan?(wallahualam)
Bukankah Allah itu Maha Besar? Ia tidak memerlukan pembuktian akan kebesaran-Nya? Bukankah Ia Maha Besar karena Ia ada?Bukankah apapun yang diperbuat orang atas diri-Nya, sama sekali tidak ada pengaruhnya atas wujud-Nya dan atas kekuasaan-Nya yang meliputi alam jagad raya tak terbatas ruang dan waktu?

Sebuah hadis Al-Hujwiri berbunyi :  "Bila engkau menganggap Allah ada hanya karena engkau yang merumuskannya, hakikatnya engkau sudah menjadi kafir. Allah tidak perlu disesali kalau Ia menyulitkan kita. Juga tidak perlu dibela kalau orang menyerang hakikat-Nya" (Al-Hujwiri) source : http://saidugm.blogspot.com/2011/02/menyoal-kembali-peranan-agama-dalam.html

Yang seharusnya ditakuti berubah adalah persepsi manusia atas hakikat Allah, dengan kemungkinan kesulitan yang di akibatkan-Nya. 

Informasi dan ekspresi diri yang dianggap merugikan Islam sebenarnya tidak perlu "dilayani". Cukup diimbangi dengan informasi dan ekspresi diri yang "positif dan membangun". Kalaupun tidak bisa, cukup dengan jawaban yang mendudukkan persoalan secara dewasa dan biasa-biasa saja. Bukankah lebih baik jika memperdalam keimanan dari yang belum kita tahu?bukankah emosi seperti itu hanya akan membuktikan ketidakmampuan melestarikan keberadaan diri dalam pengetahuan Islam itu sendiri?

Islam perlu dikembangkan, tidak untuk dihadapkan pada serangan orang. Kebenaran Allah tidak berkurang sedikitpun dengan adanya keraguan seseorang terhadap-Nya. Tuhan tidak perlu pembelaan dari seorang makhluk, walaupun tidak juga menolak untuk dibela. Jika di analogikakan bukanya kita yang butuh Tuhan dari pada Tuhan butuh kita....Lalu?

Kok tanya sama saya mas??saya kan hanya rumput yang diciptakan untuk bergoyang....ya terserah pendapat masing masing lah....emang pendapat orang juga bisa menurunkan kekuasaan Tuhan saya?....situ ada ada aja....
tugas saya kan hanya bergoyang
.......goyang lagi ahhhhhh...... 

(Dari sini saya teringat saat saya geram pada seorang Traktor Lubis dengan tulisannya mengapa kentut tidak lebih jelas dari tuhan....tapi seandainya saya tidak pernah geram dengan tulisan itu, saya mungkin juga tidak akan menemukan sebuah hadis dan ayat-ayat Alqur'an yang berhubungan dengan tulisan sampah seperti tulisan Traktor....hehe...semoga ini hikmah yang terkandung...)



.....Salam Plur.....

16 komentar:

  1. amarah yg positif adalah ungkapan rasa cinta.

    Tuhan memang tidak perlu karena Tuhan MAHA TINGGI, tapi Tuhan jg melihat sejauh mana rasa cinta hambaNya, kedewasaan dalam berTuhan.

    Amarah yg santun layaknya Rosululloh menjawab cercaan dg akhlak yg indah sehingga seorang yg hendak membunuhpun malah bersyahadat di hadapannya.

    BalasHapus
  2. *ngangguk2.. bingung mau komen apa,hahaa

    BalasHapus
  3. saya nggak terlalu ambil pusing dgn orang2 seperti itu.
    kalo ada yang mengejek Tuhan didepanku ya gampang aja, coba buat matahari tandingan dengan matahari ciptaan Tuhanku itu, coba buat bumi lagi, coba makan dr telinga tidak dr mulut, bisa nggak.

    gampang aja kan... hehehe

    BalasHapus
  4. lana a'maluna walakum a'malakum aja ah mas..
    iya gak..
    hehehehehe..

    BalasHapus
  5. wah..betul juga yah mas.. Tuhan tak butuh dibela, karena Dia adalah Sang Maha...
    kenapa justru kita yang takut?...
    mungkin ketakutan itu berasal dari kita yang paranoid ikut terperosok ke dalam golongan yang menghina Tuhan,,,

    BalasHapus
  6. Setuju dengan iffa hoet... Ada amarah yang telah digariskan oleh syariah berkaitan dengan hal ini.

    BalasHapus
  7. wah ini diterbitkansebagia buku ya pak,selamat ya

    BalasHapus
  8. ehm tumben abot tulisane? Ya kalau pas pikiran jernih sam saya bisa santai nanggapin.. kalau pas kumat? yo siap aja deh diasah pedang hahaha..

    Islam semakin digoyang semakin keren dan nampak kebesarannya kok.

    BalasHapus
  9. kalo masalah yg berhubungan dgn Tuhan banyak dari kita akan merasa sensitif apalagi kalo di perdebatkan. Makanya tdk sedikit dari mereka marah ketika kata hatinya merasa di lecehkan yg semata mata meluruskan apa yg di anggap oleh mereka sudah benar... Moga ga bingung :)


    kalo masalah yg berhubungan dgn Tuhan banyak dari kita akan merasa sensitif apalagi kalo di perdebatkan. Makanya tdk sedikit dari mereka marah ketika kata hatinya merasa di lecehkan yg semata mata meluruskan apa yg di anggap oleh mereka sudah benar... Moga ga bingung :)

    BalasHapus
  10. Aku datang sahabat ku,, apa kbr?

    Hmm.. ini lah masalah keyakinan,, terkadang semua merasa sensi klo keyakinan nya di leceh kan,, jujur saja aku juga sering geram melihat kalimat2 pelecehan tentang Tuhan di FB, tapi beul sekali seperti kata sahabat coro, harus berpikir jernih,, bila memang masih bisa diluruskan ya diluruskan,, tapi bila ternyata sifatnya hanya untuk mencari masalah dengan perdebatan panjang tanpa ilmu rasa nya lebih baik ditinggalkan, toh ngabisin energy saja,,,hehehe

    BalasHapus
  11. udah ga jamannya adu jotos ya ga sob....

    Salam persahabatan selalu dr MENONE

    BalasHapus
  12. Bagaimanapun reaksi kita, tak mengurangi ke-Esaan Tuhan...
    jd drpd marah dan emosi ternyata lebih baik mengurusi ibadah sendiri saja ya... buang2 energi mengurusi org2 yg spt itu... :-D

    BalasHapus
  13. haiyah, sering baca tulisannya TL, yah? EA sering baca, gak? hehehehe... Otak saya yang sekecil otak coro yang ada di dapur, nggak mempedulikan tulisan mereka berdua, Mas. *salam kenal

    BalasHapus
  14. Semakin kita geram dan membicarakannya, terlebih sering membaca tulisan sampah tersebut, berarti kita mendukung tulisan tersebut semakin populer

    biarlah Allah yang akan menghukum dengan keadilan-Nya

    BalasHapus
  15. klo kita mendebat orang2 seperti itu mungkin malah dia keasikan, cuma mau nyari sensasi aja tuh... #Traktor.

    BalasHapus